Halo sobat Merdeka! Perkenalkan nama aku Inang, mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Muhammdiyah Sorong. Aku adalah salah satu alumni program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 2 dengan kampus tujuan IKIP Budi Utomo Malang. Oh ya sedikit disclaimer, sebenarnya aku berasal dari suku Buton kota Baubau yang terletak di Sulawesi Tenggara, lalu merantau ke Papua dan berkuliah di sini. Meskipun demikian, sedari dulu aku selalu penasaran gimana sih rasanya menempuh pendidikan di Jawa? atau apa yang membedakan antara pendidikan di Jawa dan Papua. Awalnya aku rasa bakalan sulit untuk mendapatkan pengalaman tersebut karena masalah biaya yang pasti mahal tentunya. Namun seiring berjalannya waktu ketika memasuki semester 2 aku mendapatkan info mengenai program yang spesial ini, Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari salah satu seniorku yang merupakan alumni program Kampus Mengajar. Nah dari situlah aku mulai optimis akan mimpi-mimpi yang sebelumnya aku pikir bakalan mustahil. Aku mulai mencari tahu segala persyaratan untuk program ini, mulai dari mengumpulkan berkas yang yahh… pada saat itu sangat penuh drama di tambah situasi lingkungan yang baru saja bangkit dari pandemi Covid 19, lalu kemudian mengikuti seleksi administrasi dan kebhinekaan hingga pada akhirnya alhamdulilah aku dinyatakan lolos program PMM batch 2. Singkat cerita, Ketika tiba masa keberangkatan aku sangat antusias karena akan bertemu dengan teman-teman PMM yang datang dari berbagai kampus yang ada di Indonesia, akan berada di daerah baru yang belum pernah aku kunjungi, dan tentunya merasakan lingkungan pembelajaran yang baru juga. Namun, tentu saja ada beberapa ke khawatiran yang aku rasakan. Khawatir akan susah beradaptasi dengan lingkungan baru, khawatir akan ada kesalahpahaman karena budaya yang berbeda, hingga takut nantinya akan ada salah kata yang tidak sengaja terlontar, maklum kami yang tinggal di daerah timur terbiasa berbicara cepat dengan intonasi yang cukup tinggi dan sering dikira sedang marah. Tak bisa dipungkiri hal yang aku khawatirkan terjadi, tetapi ternyata tidak seburuk yang aku pikirkan. Pada saat itu ketika pembagian kamar hal yang tak terduga adalah aku mendapatkan roommate yang berasal dari Medan namanya Angel, cukup unik sampai kamar kami sering dibilang “Ujung barat yang bertemu ujung timur”, ada banyak perbedaan dan tak sedikit juga persamaan antara aku dan Angel. Mulai dari perbedaan bahasa, budaya hingga agama. Persamaan kami adalah sama-sama anak desa yang merantau ke kota untuk berkuliah. Aku masih ingat waktu itu sehabis sholat magrib dan Angel yang baru kembali beribadah dari Gereja berkata “Kak Inang, jangan deket-deket aku.” Aku shock dong “hah, emang kenapa?”, “aku habis makan B2” kata dia. Dengan sedikit terperangah aku menjawab “yang haram itu B2 nya, bukan kamunya Angel” dan mengalirlah tausiyah antara dua agama. Pun juga aku sering salah paham dengan penyebutan beberapa kata Bahasa Indonesia yang dipakai orang Medan yang ternyata memiliki arti berbeda. Seperti kata “Teh” yang berarti air, “Ikan” yang berarti lauk. “katanya mau beli ikan, kok malah ambil ayam?” kataku, “Ini kan ikan” aku sampai terheran-heran “Masa iyah aku salah liat?” sampai dia tertawa dan jelasin barulah aku paham. Kesalahpahaman yang justru membuat kami lebih akrab. Ini foto kami berdua mengikuti salah satu kegiatan volunteer di DDV Jatim😊 <img src="https://storage.googleapis.com/pmo-echo-api-example/testing/1697971598944_blob">Angel, Bang Shidiq (Maskot DDV), dan Aku Hal yang sama juga aku temukan di kelompok modulku, Modul Nusantara kelompok 8 dengan Dosen Modul Bu Dian Fitri Anggraini, beliau juga begitu baik dan merangkul kami semua, kami yang nota bene-nya berasal dari daerah yang berbeda-beda berkumpul di satu daerah yang juga sebelumnya belum pernah kami datangi, hal yang membuat kami saling melengkapi dan mengingatkan satu sama lain. Oh ya judul dari cerita ini juga merupakan jargon dari kelompok kami loh.. Jadi selain bertukar sementara dan bermakna selamanya, kami juga merajut perbedaan dalam bingkai keberagaman. <img src="https://storage.googleapis.com/pmo-echo-api-example/testing/1697971845390_blob">Modul Nusantara Kelompok 8 PMM 2 Ikip Budi Utomo Kesimpulan atau pelajaran yang aku dapat dari pengelaman tersebut adalah perbedaan itu memang sudah pasti ada dan sudah menjadi karaktersitik diri kita masing-masing. Perbedaan akan terasa indah apabila kita merajut perbedaan itu dengan komunikasi yang baik, toleransi dan saling respect. Mengeanai pengalamanku di Kota Malang dan lingkungan pembejaran baru, akan aku ceritakan di ceritaku selanjutnya nya yaa! Oh ya, kamu juga bisa liat video-video singkat yang aku share tentang pengalaman aku selama mengikuti Program PMM 2 di Instagram aku @iinangth. Kalo kamu punya pertanyaan terkait PMM jangan ragu buat DM aku😊

Forum Category

Thread Terkait

Thread Popular