Hallo Sobat Merdeka! Saya Nofita Nur Safitri, peserta program pertukaran mahasiswa merdeka batch 4 inbound Universitas Fajar Kota Makassar. Dalam perjalanan hidup, pasti akan ada momen-momen yang begitu istimewa, tersimpan rapi dalam peti kenangan. Salah satunya adalah ketika saya mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Makassar. Di kota ini, saya tidak hanya sekadar belajar, tapi juga menemukan keajaiban budaya yang tak terlupakan. Puncak dari perjalanan ini adalah saat saya melakukan kunjungan ke Toraja dan menyaksikan upacara Rambu Solo, sebuah pengalaman yang membekas dalam sanubari. Pagi itu, angin sejuk Makassar membelai lembut wajahku saat bus yang membawa kami menuju Toraja mulai melaju. Setiap detik dalam perjalanan itu dipenuhi dengan rasa antusias dan penasaran. Lembah hijau, pegunungan yang gagah, dan udara segar yang menyelimuti Toraja seakan menyambut kedatangan kami dengan penuh keramahan. Rambu Solo, upacara kematian yang sarat akan nilai-nilai luhur dan tradisi nenek moyang, menjadi pusat perhatian kami. Upacara ini bukan sekadar prosesi pemakaman, melainkan perayaan hidup yang telah dilalui, penghormatan yang mendalam kepada leluhur, serta lambang dari kepercayaan dan kebersamaan masyarakat Toraja. Di sini, saya melihat bagaimana kematian dipandang bukan sebagai akhir, tetapi awal dari perjalanan baru di alam baka. Ketika suara gendang mengalun dan nyanyian syahdu menggema di udara, hati ini tersentuh oleh suasana yang begitu khidmat dan penuh makna. Kerumunan masyarakat yang berkumpul, dengan pakaian adat yang indah, berbaris rapi mengikuti prosesi dengan wajah yang penuh ketegaran dan ketulusan. Di tengah-tengah mereka, terlihat rumah-rumah adat Toraja, Tongkonan, berdiri megah, menjadi saksi bisu dari setiap ritual yang dilaksanakan. Saya berkesempatan berbincang dengan beberapa penduduk setempat, mendengarkan cerita-cerita mereka tentang leluhur dan arti dari setiap ritual yang dilakukan. Dari mereka, saya belajar tentang nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Toraja: rasa hormat, solidaritas, dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan. Pengalaman ini mengajarkan ku bahwa setiap budaya memiliki keindahannya sendiri, menawarkan perspektif baru yang memperkaya jiwa. Pertukaran Mahasiswa Merdeka bukan hanya membawaku ke tempat-tempat baru, tapi juga membuka mata hati untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda, lebih menghargai keberagaman, dan menyadari betapa indahnya hidup ini dengan segala warnanya. Kini, saat saya kembali mengingat Toraja, ada rasa rindu yang mendalam. Rindu pada senyum ramah penduduknya, pada keindahan alamnya, dan pada setiap detik yang ku lewati di sana. Pengalaman ini bukan sekadar kenangan, tapi sebuah pelajaran hidup yang tak ternilai harganya. Di Toraja, saya menemukan sebuah definisi baru tentang kebahagiaan dan makna hidup. Dan di sanalah, saya merasa benar-benar hidup, merasakan denyut nadi budaya yang mengalir deras dalam setiap detik perjalanan itu. Dengan senyum dan haru, saya menutup catatan ini, berharap bahwa suatu hari nanti, saya dapat kembali lagi ke Makassar dan Toraja. Dalam setiap langkah yang kuambil, saya akan selalu mengingat bahwa di balik setiap perjalanan, terdapat makna mendalam yang menanti untuk ditemukan.

Forum Category

Thread Terkait

Thread Popular